Blog

Wilwatikta: Sejarah Lengkap Kebangkitan, Kejayaan, dan Keruntuhan Imperium Majapahit

 

 

Pendahuluan: Gema Kebesaran dari Trowulan

 

Di hamparan delta Sungai Brantas yang subur, di wilayah yang kini dikenal sebagai Trowulan, Mojokerto, pernah berdiri sebuah ibu kota yang menjadi jantung peradaban adiluhung. Dari pusat pemerintahan inilah, denyut nadi sebuah imperium besar bernama Majapahit pernah menggetarkan seluruh Nusantara. Selama lebih dari dua abad, dari akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-16, Majapahit tidak hanya menjelma sebagai kerajaan Hindu-Buddha terakhir dan terbesar dalam sejarah kepulauan ini, tetapi juga sebagai sebuah kemaharajaan yang pengaruhnya terbentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia bagian timur. Laporan ini akan menelusuri jejak sejarah Majapahit secara komprehensif, dari kelahirannya yang dramatis di tengah intrik politik dan invasi asing, hingga pencapaian puncaknya yang gemilang, dan akhirnya keruntuhannya yang tragis, serta warisan abadi yang terus menginspirasi negara-bangsa Indonesia modern.

Sejarah Majapahit adalah epik tentang ambisi, strategi, kemakmuran, dan konflik. Ia lahir dari abu Kerajaan Singasari, dibidani oleh manuver politik cerdik pendirinya, Raden Wijaya, yang mampu mengubah ancaman invasi Mongol menjadi peluang untuk merebut kekuasaan. Di bawah kepemimpinan visioner Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai puncak kejayaannya, menjadi sebuah imperium agraris sekaligus adidaya maritim yang mengendalikan jalur-jalur perdagangan vital di Asia Tenggara. Namun, kebesaran ini bukanlah sebuah entitas monolitik. Tesis utama laporan ini adalah bahwa Majapahit bukan sekadar entitas politik, melainkan sebuah peradaban kompleks yang pencapaiannya dalam tata negara, kekuatan maritim, dan pluralisme budaya meletakkan fondasi bagi konsep “Nusantara” dan identitas keindonesiaan. Kemampuannya untuk mengelola keragaman dalam sebuah sistem yang terintegrasi, yang tercermin dalam semboyan

Bhinneka Tunggal Ika, merupakan warisan terbesarnya yang melampaui batas-batas waktu dan reruntuhan bata merah di Trowulan.

Scroll to Top